Berikut beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru .
1.Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian
informasi denagn lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu
ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah
dari pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedang
pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Metode ceramah
merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai, terutama untuk bidang
studi non eksakta. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar
yang
paling mudah dilaksanakan. Jika
bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru
tinggal menyajikannya di depankelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara,
mencoba menangkap apa isinya dan me
mbuat catatan. Gambaran pengajaran
matematika dengan metode cerama
h adalah sebagai berikut.
Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari rumus diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari rumus diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
2. Metode Ekspositori
Metode
ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru
sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori
dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus-menerus berbicara.ia
berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada
waktu-waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat
catatan. Tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti.
Guru dapat memeriksa pekerjaan murid secara individual, menjelaskan lagi kepada
murid secara individual dan klasikal. Kalau
dibandingkan dominasi guru dalam kegiatan
belajar mengajar,metode ceramah lebih terpusat pada guru daripada metode ekspositori.
Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau disuruh membuatnya dipapan tulis. Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran) menurut penjelasan di atas
Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau disuruh membuatnya dipapan tulis. Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran) menurut penjelasan di atas
sebenarnya adalah metode ekspositori,
sebab guru memberikan pula soal-soal latihan untuk dikerjakan murid di kelas.
3. Metode Demonstrasi
Melalui
metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau
cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dari yang sekadar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu
saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan
suatu masalah. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode berlangsung secara
efektif dan efisien, ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi.
b. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan
pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
c. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif
jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
d.Tetapkanlah apakah demontrasi
tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian
diikuti peserta didik.
e.Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasan yang tenang dan menyenangkan.
f. Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
g.Lakukanlah evaluasi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode
demonstrasi maupun terhadap hasi l belajar peserta didik.
Untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode
Untuk memantapkan hasil pembelajaran melalui metode
demonstrasi, pada akhir pertemuan
dapat diberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalammetode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan menggunakan
metode ini siswa menjadi lebih aktif
daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa
semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir siswa / peserta didik. Karena
itu, mereka harus didorong untuk
mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum pertanyaan-pertanyaan
itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang
diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif
dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan.Jika
pertanyaan terlalu sulit, jawaban
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran sungai. Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar siswa tahu dan belajar metode ilmiah
dengan inquiri dan mampu
mentransfernya ke dalam situasi lain. Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1.Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan sebagainya.
2. Sebagai jawaban atas rangsangan
yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi
atau data yang diperlukannya
untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan,
masalah, dan sebagainya.
3.Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru dilaksanakan.
4.Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yangditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
a. mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang fenomen
a alam;
b. merumuskan masalah yang
ditemukan;
c. merumuskan hipotesis;
d. merancang dan melakukan
eksperimen;
e. mengumpulkan dan menganalisis
data;
f. menarik kesimpulan mengembangkan
sikap ilmiah,
yakni :
yakni :
objektif, jujur, hasrat ingin tahu,
terbuka, berke
mauan, dan tanggung jawab.
10. Metode Permainan
Seorang guru menyuruh tiap murid menuliskan hitungan sesuai dengan suruhannya tanpa mengatakan apa yang dihitungnya. Suruhan tersebut adalah demikian.
“Tulislah bilangan banyak adikmu”
“Tambah itu dengan tiga”
“Kalikan dua”
“Sekali lagi, kalikan enam.”
“Sekarang, bagi empat”
“Terakhir, kurangi delapan”
Kemudian guru bertanya kepada Adil.
Guru : “Berapa hasil akhir yang kau
peroleh?”
Adil : “Sepuluh.”
Guru : “Jadi adikmu tiga orang,
bukan?”
Adil : “Ya, Bu.”
Semua anak yang menyebutkan hasil akhir hitungannyadapat ditebak dengan benar jumlah adik masing-masing oleh Guru. Contoh tersebut merupakan permainan. Hal seperti itu disenangi oleh anak-anak. Yang
pertama jawabnya bermacam-macam,
asal alasannya dapat diterima. Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang
menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan
matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif. Walaupun permainan matematika menyenangkan, penggunaannya harus
dibatsi. Barangkali sekali-kali dapat juga diberikan untuk mengisi waktu,
mengubah suasana yang
tegang / “tekanan tinggi”,
menimbulkan minat, dan sejenisnya. Seharusnya direncanakan dengan tujuan
instruksional yang jelas, tepat pengg
unaannya, dan tepat pula waktunya.
Permainan yang mengandung nilai-nilai matematika da
pat meningkatkan keterampilan, penanaman
konsep, pemahaman, dan pemantapannya; meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan
masalah, dan lain-lainnya. Yang begini harus banyak dipakai, terpadu dengan
kegiatan belajar mengajar. Ketika
anak-anak mulai belajar koordinat, permainan yang menyangkut koordinat dapat
diberikan.
11. Metode Pemecahan Masalah
Menurut Gagne (1985), kalau seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berlangsung secara fleksibel. Para ahli mengemukakan berbagai langkah dalam melakukan pemecahan masalah, tetapi pada hakekatnya cara yang ditemukan adalah sama. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan metode pemecahan masalah harus melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
a. merasakan adanya masalah-masalah yang potensial;
b. merumuskan masalah;
c. mencari jalan keluar;
d. memilih jalan ke luar yang paling
tepat;
e. melaksanakan pemecahan masalah;
f. menilai apakah pemecahan masalah
yang dilakukan
sudah tepat atau belum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar