1. Julius Wilhelm
Richard Dedekind
Julius Wilhelm Richard Dedekind lahir pada 3 Oktober 1831 dan wafat pada 12 Februari 1916, pada usia 85 tahun. Beliau merupakan Matematikawan asal Jerman yang sangat diperhitungkan dalam sejarah matematika, sebagai salah satu penemu dibidang matematika. Pemikiran Dedekind banyak dijadikan rujukan untuk membentuk konsep baru (The Man and The Number, 1982).
Dedekind menyebutkan bahwa, angka adalah kreasi pikiran manusia dari sini Beliau menemukan konsep angka secara kuantitas dan merupakan representatif dari suatu label yang disebut bilangan. Dedekind merupakan Professor di Pholytecnic School di Zurich, Jerman. Selama hidupnya, Dedekind banyak menerima penghargaan dalam bidang matematika diantaranya Göttingen Academy (1862), The Berlin Academy (1880), Academy of Rome, The Leopoldino-California Naturae Curiosorum Academia, and the Académie des Sciences in Paris (1900).
Penghargaan dalam bidang doktoral diberikan kepadanya oleh The Universities of Kristiania (Oslo), Zurich and Brunswick. Pada tahun 1879 Dedekin menerbitkan buku berjudul Über die Theorie der ganzen algebraischen Zahlen yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap dasar-dasar Matematika.
Julius Wilhelm Richard Dedekind lahir pada 3 Oktober 1831 dan wafat pada 12 Februari 1916, pada usia 85 tahun. Beliau merupakan Matematikawan asal Jerman yang sangat diperhitungkan dalam sejarah matematika, sebagai salah satu penemu dibidang matematika. Pemikiran Dedekind banyak dijadikan rujukan untuk membentuk konsep baru (The Man and The Number, 1982).
Dedekind menyebutkan bahwa, angka adalah kreasi pikiran manusia dari sini Beliau menemukan konsep angka secara kuantitas dan merupakan representatif dari suatu label yang disebut bilangan. Dedekind merupakan Professor di Pholytecnic School di Zurich, Jerman. Selama hidupnya, Dedekind banyak menerima penghargaan dalam bidang matematika diantaranya Göttingen Academy (1862), The Berlin Academy (1880), Academy of Rome, The Leopoldino-California Naturae Curiosorum Academia, and the Académie des Sciences in Paris (1900).
Penghargaan dalam bidang doktoral diberikan kepadanya oleh The Universities of Kristiania (Oslo), Zurich and Brunswick. Pada tahun 1879 Dedekin menerbitkan buku berjudul Über die Theorie der ganzen algebraischen Zahlen yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap dasar-dasar Matematika.
2. Abul Wafa
Abul
Wafa adalah seorang saintis serba bisa. Selain ahli di bidang matematika, ia
pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada zamannya. Beliau
terlahir bernama Abu alWafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn
Abbas al-Buzjani di Buzjan, Iran pada tanggal 10 Juni 940.
Buah pemikirannya dalam matematika sangat berpengaruh di dunia Barat. Pada abad ke-19 M, Baron Carra de Vaux meng ambil konsep secan yang dicetuskan Abul Wafa. Sayangnya, di dunia Islam justru namanya sangat jarang terdengar. Nyaris tak pernah, pelajaran sejarah peradaban Islam yang diajarkan di Tanah Air mengulas dan memperkenalkan sosok dan buah pikir Abul Wafa.
Ia belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib. Abul Wafa tercatat sebagai matematikawan pertama yang mencetuskan rumus umum sinus. Selain itu, sang matematikus pun mencetuskan metode baru membentuk tabel sinus.
Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke tempat desimel kedelapan. Yang lebih mengagumkan lagi, Abul Wafa membuat studi khusus tentang tangen serta menghitung sebuah tabel tangen.
Abul Wafalah yang pertama kali memperkenalkan istilah matematika yang sangat penting itu. Abu Wafa dikenal sangat jenius dalam bidang geometri. Ia mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri dengan sangat tangkas.
3. Thales
Thales merupakan salah seorang filsuf Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM. Ia (624-546 SM) lahir di kota Miletus. Awalnya, Thales adalah seorang pedangang, profesi yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Kondisi kota Miletos yang cukup makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu yang ada di sekitar mereka, sehingga banyak para filsuf Yunani pertama yang lahir di tempat ini. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena ia mencoba menjelaskan dunia dan gejalagejala di dalamnya dengan menggunakan rasio manusia dan tidak bergantung pada mitos yang berkembang di masyarakat. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani disebut dengan hoihepta sophio), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'.
Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Pada bidang matematika, Thales mengungkapkan salah satu gagasan yang cukup fenomenal, yakni di bidang kesebangunan. Diceritakan bahwa dia dapat menghitung tinggi piramida dengan menggunakan bantuan dari bayangan suatu tongkat. Thales menggunakan kenyataan bahwa segitiga yang dibentuk oleh piramida dan bayangannya sebangun dengan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Dengan menggunakan perbandingan kesebangunan dua segitiga itu ia dapat memperkirakan tinggi dari piramida tersebut.
Selain itu, dia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah dia berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei atau 30 September tahun 609 SM. Dia dapat melakukan prediksi tersebut karena dia telah mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak tahun 747 SM. Thales tidak meninggalkan cukup bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikirannya didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Oleh karena itu, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).
Buah pemikirannya dalam matematika sangat berpengaruh di dunia Barat. Pada abad ke-19 M, Baron Carra de Vaux meng ambil konsep secan yang dicetuskan Abul Wafa. Sayangnya, di dunia Islam justru namanya sangat jarang terdengar. Nyaris tak pernah, pelajaran sejarah peradaban Islam yang diajarkan di Tanah Air mengulas dan memperkenalkan sosok dan buah pikir Abul Wafa.
Ia belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib. Abul Wafa tercatat sebagai matematikawan pertama yang mencetuskan rumus umum sinus. Selain itu, sang matematikus pun mencetuskan metode baru membentuk tabel sinus.
Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke tempat desimel kedelapan. Yang lebih mengagumkan lagi, Abul Wafa membuat studi khusus tentang tangen serta menghitung sebuah tabel tangen.
Abul Wafalah yang pertama kali memperkenalkan istilah matematika yang sangat penting itu. Abu Wafa dikenal sangat jenius dalam bidang geometri. Ia mampu menyelesaikan masalah-masalah geometri dengan sangat tangkas.
3. Thales
Thales merupakan salah seorang filsuf Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM. Ia (624-546 SM) lahir di kota Miletus. Awalnya, Thales adalah seorang pedangang, profesi yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Kondisi kota Miletos yang cukup makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu yang ada di sekitar mereka, sehingga banyak para filsuf Yunani pertama yang lahir di tempat ini. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena ia mencoba menjelaskan dunia dan gejalagejala di dalamnya dengan menggunakan rasio manusia dan tidak bergantung pada mitos yang berkembang di masyarakat. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani disebut dengan hoihepta sophio), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'.
Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Pada bidang matematika, Thales mengungkapkan salah satu gagasan yang cukup fenomenal, yakni di bidang kesebangunan. Diceritakan bahwa dia dapat menghitung tinggi piramida dengan menggunakan bantuan dari bayangan suatu tongkat. Thales menggunakan kenyataan bahwa segitiga yang dibentuk oleh piramida dan bayangannya sebangun dengan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Dengan menggunakan perbandingan kesebangunan dua segitiga itu ia dapat memperkirakan tinggi dari piramida tersebut.
Selain itu, dia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah dia berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei atau 30 September tahun 609 SM. Dia dapat melakukan prediksi tersebut karena dia telah mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak tahun 747 SM. Thales tidak meninggalkan cukup bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikirannya didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Oleh karena itu, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).
4. Leonardo Fibonacci
Archimedes (sekitar 287 SM - 212 SM) merupakan ahli matematika dan ilmuwan yang sangat terkenal dari Yunani. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Selain ahli di bidang matematika, Archimedes juga merupakan seorang astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur. Sebagian sejarahwan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar dalam sejarah, bersama-sama Newton dan Gauss.
Salah satu kisah yang cukup terkenal adalah tentang bagaimana Archimedes menemukan metode yang digunakan untuk mengukur volume benda yang berbentuk tidak teratur. Cerita ini bermula ketika Archimedes diminta memeriksa mahkota baru Raja Hieron II. Archimedes diminta memeriksa apakah mahkota itu terbuat dari emas murni atau tidak.
Archimedes diminta memeriksa keaslian mahkota tersebut tanpa merusaknya. Ia memikirkan hal ini secara sungguh-sungguh. Setelah menerima tugas tersebut, ia menceburkan dirinya ke dalam bak mandi yang penuh air, Archimedes mengamati bahwa ada air yang tumpah ke lantai.
Saat ini juga ia menemukan jawabannya. Dari peristiwa tersebut Archimedes lantas menyimpulkan bahwa sebuah benda yang dicelupkan dalam air akan mendapatkan gaya apung yang sama besar dengan berat cairan yang dipindahkan. Dengan prinsip itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak. Prinsip ini lantas dikenal sebagai Hukum Archimedes.
Di bidang metematika, penemuan Archimedes yang cukup penting adalah besaran nilai pi (π) yang lebih akurat daripada nilai pi yang telah ditemukan oleh ilmuwan sebelumnya.
Penemuan lain Archimedes di bidang matematika adalah tentang bangun ruang sisi lengkung. Dalam karyanya yang berjudul “On Spheres and Cylinder”, ia menyatakan bahwa sebarang tabung yang memiliki jari-jari yang sama dengan jarijari bola dan tingginya sama dengan diameter bola, maka luas permukaan tabung sama dengan 3/ 2 kali luas permukaan bola.
5. Karl Friedrich Gauss
Karl
Friedrich Gauss lahir di Brunswick, Jerman pada tahun 1777 dan meninggal pada
Februari 1855. Dari 1795-1798, Gauss belajar Matematika di Universitas
Gottingen. Gauss adalah seorang ahli matematika Jerman, yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap berbagai bidang, diantaranya teori bilangan,
aljabar, statistik, analisis, geometri diferensial, geodesi, geofisika, elektrostatika,
astronomi, dan optik. Gauss memiliki
pengaruh yang luar biasa di berbagai bidang.
Seringkali, ia disebut sebagai “Prince of Mathematics.” Ketika ia berusia 3 tahun, ia mengoreksi kesalahan di salah satu perhitungan gaji ayahnya. Pada usia 10 tahun, ketika gurunya memberikan tugas dikelas untuk menjumlahkan semua bilangan bulat dari 1 sampai 100, Gauss segera menuliskan 5.050 sebagai jawabannya. Dia telah menemukan bahwa angka-angka dapat berpasangan sebagai (100 + 1), (99 + 2), dan lain-lainnya.
Bentuk penjumlahan ini selanjutnya dikenal sebagai deret aritmetika. Gauss juga memberi kontribusi yang sangat penting untuk teori bilangan pada bukunya Disquisitiones Arithmeticae. Dalam bidang statistika Gauss menemukan distribusi Gauss.
Seringkali, ia disebut sebagai “Prince of Mathematics.” Ketika ia berusia 3 tahun, ia mengoreksi kesalahan di salah satu perhitungan gaji ayahnya. Pada usia 10 tahun, ketika gurunya memberikan tugas dikelas untuk menjumlahkan semua bilangan bulat dari 1 sampai 100, Gauss segera menuliskan 5.050 sebagai jawabannya. Dia telah menemukan bahwa angka-angka dapat berpasangan sebagai (100 + 1), (99 + 2), dan lain-lainnya.
Bentuk penjumlahan ini selanjutnya dikenal sebagai deret aritmetika. Gauss juga memberi kontribusi yang sangat penting untuk teori bilangan pada bukunya Disquisitiones Arithmeticae. Dalam bidang statistika Gauss menemukan distribusi Gauss.
6. Pafnuty Lvovich Chebyshev
Pafnuty
Lvovich Chebyshev, lahir 16 Mei 1821, merupakan salah satu anak dari sembilan
saudara. Karena cacat yang dimilikinya ia tidak bisa bermain dengan
teman-temannya, dan memfokuskan dirinya pada pelajaran.
Setelah menerima gelar professor dari Moscow University, ia berpindah ke St. Petersburg, dimana ia mendirikan sekolah matematika yang paling berpengaruh di Rusia. Chebyshev dikenal untuk karyanya di bidang probabilitas, statistika, mekanika, dan nomor teori. Dia mengembangkan dasar pertidaksamaan dari teori probabilitas, yang disebut Pertidaksamaan Chebyshev. Dengan kontribusinya yang sangat besar dalam matematika ia dianggap sebagai bapak pendiri matematika di Rusia.
Beliau adalah seorang pria yang sepenuhnya setia dengan pekerjaannya. Chebyshev meninggal dunia pada usia 73 tahun. Ia tetap dikenang hingga sekarang dengan teori yang dikemukakan. Untuk menghormati jasanya, di kota St. Petersburg dibangun institut penelitian matematika yang dinamakan Chebyshev.
Setelah menerima gelar professor dari Moscow University, ia berpindah ke St. Petersburg, dimana ia mendirikan sekolah matematika yang paling berpengaruh di Rusia. Chebyshev dikenal untuk karyanya di bidang probabilitas, statistika, mekanika, dan nomor teori. Dia mengembangkan dasar pertidaksamaan dari teori probabilitas, yang disebut Pertidaksamaan Chebyshev. Dengan kontribusinya yang sangat besar dalam matematika ia dianggap sebagai bapak pendiri matematika di Rusia.
Beliau adalah seorang pria yang sepenuhnya setia dengan pekerjaannya. Chebyshev meninggal dunia pada usia 73 tahun. Ia tetap dikenang hingga sekarang dengan teori yang dikemukakan. Untuk menghormati jasanya, di kota St. Petersburg dibangun institut penelitian matematika yang dinamakan Chebyshev.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar